Tampilkan postingan dengan label PSSI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PSSI. Tampilkan semua postingan

Senin, 17 Januari 2011

Bahasa Inggris Surat FIFA untuk PSSI Dinilai Buruk

Jakarta - Surat ancaman hukuman FIFA yang dikirimkan kepada PSSI, terkait kontroversi munculnya kompetisi Liga Primer Indonesia, dinilai aneh karena banyak kesalahan dari aspek tata bahasa Inggris.

Seperti diketahui, pada hari Kamis (13/1/2011) lalu PSSI menggelar konferensi pers bersama Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) untuk memberitahukan bahwa FIFA telah mengirim sebuah surat melalui faksimili ke sekretariat PSSI. Disebutkan bahwa badan sepakbola dunia itu akan mengambil tindakan terkait adanya sebuah kompetisi (LPI) yang tidak akui oleh federasi (PSSI).

Pada saat konpers jelang sore hari, Sekjen PSSI Nugraha Besoes tidak menunjukkan tanda tangan di surat tersebut. Baru belakangan ditemukan bahwa surat itu ditandatangani oleh Sekjen FIFA, Jerome Valcke. Paraf itu terdapat di halaman kedua surat.

Surat tersebut telah beredar di internet, dan redaksi detiksport menerima email dari beberapa pembaca yang mengkritisinya dari segi tata bahasa. Disebutkan bahwa ada banyak kesalahan grammar.

Surat itu juga menulis Liga Premier (LPI) in Indonesia, bukan Premier League in Indonesia atau Indonesian Premier League. Beberapa pemakaian kata "to be" juga dinilai tidak tepat.

Keanehan lain terdapat di halaman dua yang hanya memuat tanda tangan Sekjen FIFA Jerome Valcker, yang template-nya berbeda dengan halaman pertama. Di halaman pertama terdapat footer alamat markas FIFA, sedangkan halaman kedua tidak ada, cuma angka 2 untuk menunjukkan status halaman.

"Apakah FIFA tidak punya karyawan untuk memperbaiki kalimat sehingga sesuai dengan tata bahasa dalam surat yang mereka kirimkan?" demikian ditulis Ario Laksamana, mahasiswa Fachhochschule Frankfurt, Republik Federal Jerman, dalam email analiasisnya kepada detiksport.

Sebelumnya, juru bicara Abi Hasantoso juga mempertanyakan keabsahan surat tersebut. Menurutnya, adalah tidak biasa isi surat dan tanda tangan penulisnya tertera dalam halaman yang terpisah. Ia juga tidak merasa heran dengan cepatnya FIFA merespons surat PSSI (selang satu hari). "PSSI bukan sekelas federasi Jerman atau Brasil yang direspon cepat," ujarnya.

Berikut ini kutipan lengkap surat FIFA tersebut, yang beredar di internet:


FACSIMILE
Football Association of Indonesia (PSSI)
Mr Nugraha BESOES
General Secretary
Jakarta

Fax +62215754766

Zurich, 11 January 2011

The case of Liga Premiere in Indonesia (LPI)



Dear General Secretary

We acknowledge receipt of you letter dated 10 January 2011 with regard to the case of the Liga Premiere (LP) in Indonesia and we thank you for it.

The role of the football Association of Indonesia (PSSI) is to organize and supervise football in all its form at national level, as well as to control association football in the territory of your country, as staved in the FIFA statutes as well as in the PSSI statutes (cf. also art 10 and 12 of the FIFA statutes. Furthermore, leagues to a Member of FIFA shall be subordinate to an recognized by that Member (cf. art 8 par. 1 of the FIFA statutes)

We understand from your letter that the PSSI has early reminded on several occasions all relevant parties about the situation under these circumstance and according to FIFA statutes PSSI should sanction all affiliated clubs, affiliated officials and with PSSI registered players including representative team players taking part in the LPI.

We remind you that PSSI must fully comply with FIFA statutes and violation to do so may lead to sanctions (art 13 of the FIFA statutes)

We kindly ask you to send us informed about any development in the regard as we will continue to follow closely the situation. Should the problem persist, we will have no choice but to refer the case to the FIFA Associations Committee scheduled on 1 March 2011 in order to decide on the measures to be taken.


We thank you for your cooperation.


SINCERELY YOURS,
FEDERATION INTERNATIONALE FOOTBALL ASSOCIATION

General Secretary
Jerome Valcke

CC: Alex Soosay, AFC General Secretary

 

PSSI Larang Younghusband Bersaudara ke LPI

Jakarta - Niatan Younghusband bersaudara untuk merumput di Liga Primer Indonesia (LPI) mendapat reaksi berupa larangan dari PSSI. Induk sepakbola Indonesia tersebut menilai bergabungnya Phil dan James ke LPI dapat merugikan Indonesia dan juga Filipina.

Seperti diberitakan sebelumnya, Jakarta 1928 FC diklaim tinggal selangkah lagi merekrut dua bintang timnas Filipina di Piala AFF 2010 itu. Pihak klub pun sudah bertolak ke Manila untuk melakukan negosiasi hari ini.

Belum ada keterangan mengenai kesepakatan, tapi halangan sudah datang dari PSSI. Menurut PSSI apabila Phil dan James jadi bermain di LPI, maka federasi sepakbola kedua negara bisa kena sanksi.

"Saya sudah menelepon Presiden PFF (Asosiasi Sepakbola Filipina) Mariano Araneta untuk mencegah proses transfer tersebut. Saya minta kepada Mariano agar proses ini diblok karena berbahaya bagi perkembangan sepakbola di kedua negara," tutur Sekjen PSSI Nugraha Besoes dalam jumpa pers di Hotel Century, Jakarta, Kamis (13/1/2011) siang WIB.

Ditegaskan Nugraha jika transfer itu terwujud maka akan dianggap ilegal, karena setiap kegiatan jual-beli pemain antar negara harus menggunakan Sertifikat Transfer Internasional (ITC) yang dikeluarkan federasi negara masing-masing.

"Sementara menurut aturan FIFA, federasi hanya boleh mengizinkan ITC untuk pemain yang akan pindah ke liga yang diakui federasi masing-masing. Maka kalau mereka sampai pindah, Indonesia dan Filipina bakal terkena sanksi," lugas pria yang akrab disapa Kang Nug itu.

sumber : detiksport.com

Bicara Peraturan, LPI Sindir PSSI & Nurdin Halid

Jakarta - PSSI berlindung di balik peraturan kala menentang hadirnya Liga Primer Indonesia (LPI). LPI tak menghiraukannya, dan sebaliknya langsung memberikan balasan, sekaligus sedikit menyindir Nurdin Halid.

Dengan dalih pengakuan dari FIFA, PSSI pun menyebut LPI sebagai kompetisi ilegal. Jelang dimulainya kompetisi baru tersebut akhir pekan lalu, sanksi dari FIFA pun disebut-sebut bakal dijatuhkan pada LPI. Tapi pencetus LPI, Arifin Panigoro, memilih untuk cuek.

Belakangan LPI, melalui juru bicaranya, Abi Hasantoso, membalas berbagai dalih peraturan tersebut. Ini bermula dari niat LPI untuk memperjuangkan beberapa pemainnya masuk ke dalam tim nasional Indonesia.

PSSI memang menegaskan bahwa hanya mereka yang bermain di Liga Indonesia-lah yang bisa bermain di timnas Indonesia. Tapi LPI bertahan dengan izin dari Menpora Andi Mallarangeng.

"Pertama-tama kita sudah mendapatkan izin dari Menpora bahwa anak bangsa yang terbaik di bidangnya, termasuk sepakbola, punya hak yang sama untuk membela Indonesia di ajang internasional," ujar Abi kepada detikSport.

Abi pun menyindir PSSI yang kerap bicara peraturan, namun kerap melanggarnya sendiri.

"Jangan bicara di balik peraturan, sementara tak melihat peraturan yang lain."

"Jangan bicara peraturan, sementara tak mengindahkannya sendiri. Jelas-jelas ada peraturan tidak boleh ada di dalam federasi kalau pernah tersandung kasus kriminal, masih dilakukan juga."

"Sementara, ini kan pemain-pemain kita tak pernah terlibat kriminal, masa tak boleh main di timnas," tukasnya.

Ucapan Abi tersebut bisa jadi merupakan sindiran terhadap Nurdin Halid yang pernah dua kali masuk penjara akibat kasus korupsi, namun masih bisa duduk di kursi Ketua Umum PSSI--kendati PSSI berdalih, FIFA sudah menyetujui statuta mereka.

sumber : detiksport.com

FIFA Akui Kirim Surat ke PSSI Soal LPI

Jakarta - Teka-teki surat FIFA ke PSSI tentang bergulirnya Liga Primer Indonesia (LPI) mulai terkuak. FIFA membenarkan bahwa pihaknya memang mengirim surat ke PSSI.

Seperti diberitakan sebelumnya, PSSI mengaku menerima surat dari FIFA terkait penyelenggaraan LPI. Surat tersebut berisi permintaan agar PSSI menjatuhkan sanksi kepada pihak-pihak terkait sesuai aturan yang ada dalam statuta FIFA. Jika tindakan tersebut tidak dilakukan, bisa ada sanksi yang dijatuhkan pada PSSI (Indonesia).

Banyak pihak yang meragukan keaslian surat FIFA yang ditunjukkan oleh PSSI. Kecurigaan yang muncul antara lain disebabkan oleh tata bahasa Inggris yang sangat buruk dan rumitnya menemukan tanda tangan Sekjen FIFA Jerome Valcke dalam surat tersebut.

Untuk menjawab keraguan ini, redaktur olahraga harian Jakarta Globe, Sandy Pramuji, bertanya langsung ke FIFA untuk memastikan keaslian surat tersebut. Setelah berusaha mencari kontak FIFA lewat situs resminya, ia mengirim surat elektronik ke FIFA pada Senin (17/1/2011) pagi, sekitar jam 8 pagi.

"Sebagai media, kita harus cover both side. Saya berinisiatif mencoba mengirim email kepada FIFA untuk menanyakan masalah ini," ungkap Sandy saat dihubungi detikSport lewat sambungan telepon, Senin (17/1/2011).

Surat elektornik balasan dari FIFA datang di hari yang sama, sekitar pukul 5 sore. Di situ FIFA membenarkan bahwa ada surat dari Sekjen FIFA kepada PSSI tertanggal 11 Januari 2011. Namun FIFA tak menjelaskan apa isi surat mereka.

"We can confirm there was a letter from the FIFA Secretary General to the Football Association of Indonesia on 11 January 2011. Best Regards, FIFA Media Department." Demikian balasan singkat email tersebut (lihat di sini).

"Saya sudah tulis cukup detil, hal-hal apa saja yang terkesan janggal dari surat yang ditunjukkan PSSI tersebut. Saya juga sudah berusaha meminta kopi surat mereka. Tapi jawabannya hanya seperti yang tertera di email itu," lanjutnya.

Jawaban FIFA via email tersebut cepat beredar di dunia internet dan menjadi pembahasan di forum-forum diskusi. Pernyataan lain yang muncul, bagaimana sesungguhnya surat FIFA itu, apakah sama persis dengan yang diperlihatkan Sekjen PSSI Nugraha Besoes dalam jumpa pers hari Kamis lalu, yang mana tata bahasa Inggris-nya berantakan dan template halaman pertama berbeda dengan halaman kedua yang memuat tanda tangan Sekjen FIFA Jerome Valcke.


NH : Surat FIFA Asli dan Tak Mengada-ada

Jakarta - Ramai soal surat FIFA ke PSSI terus berlanjut. FIFA sendiri sudah menyebut telah mengirim surat ke federasi sepakbola nasional itu. Dan kini giliran Ketum PSSI Nurdin Halid yang menegaskan surat tersebut asli "1.000 persen"

"Soal surat FIFA, 'kan sudah diberitahu Sekjen (Nugraha Besoes) kalau surat itu asli. Pokoknya saya yakinkan surat itu asli 1.000 persen. Kalau tidak percaya silakan tanya aja ke FIFA," tegas Nurdin kepada wartawan di Kantor PSSI, Senin (17/1/2011) malam WIB.

Sebelumnya sempat terjadi kesimpang-siuran mengenai keaslian surat tersebut, dikarenakan awalnya tak ada tangan dari Sekjen FIFA serta penggunaan tata bahasa Inggris yang buruk.

Pada akhirnya seorang rekan wartawan menanyakan langsung kepada FIFA melalui surat elektronik. Dan dipastikan bahwa FIFA mengakui bahwa mereka telah mengirim surat kepada PSSI.

"Yang pasti mana mungkin Sekjen memberitahu yang tidak pasti. Kita adalah organisasi yang patuh pada peraturan," tuntas Nurdin.

sumber : detiksport.com

Pelan-Pelan Saja, LPI

Jakarta - Beragam suara muncul pasca dimulainya kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI). Kalau memang membawa misi perubahan, LPI tak perlu memusingkan komentar-komentar itu dan boleh berprinsip: pelan-pelan saja.

Genderang kompetisi LPI sudah
ditabuh sejak 8 Januari lalu. Solo FC dan Persema Malang mendapat kehormatan untuk melakoni pertandingan bersejarah itu, dengan Laskar Ken Arok keluar sebagai pemenangnya setelah menang telak 5-1.

Hingga Minggu (16/1) kemarin, LPI baru menyelesaikan enam laga. Meski ada laga yang sempat terhambat izin kepolisian, pada akhirnya keenamnya bisa terselenggara dengan baik.

Komentar publik tanah air atas laga-laga LPI yang sudah digelar terpolarisasi ke dua kutub berlawanan. Banyak yang memberikan apresiasi, tapi tak sedikit pula yang masih mencibirnya.

Yang melontarkan nada pujian kebanyakan menyoroti laga yang berlangsung fair, wasit yang menjalankan tugas dengan baik, pemain yang sportif, dan penonton yang tetap tertib di dalam dan luar stadion.

Sementara yang masih mengeluarkan komentar sinis berpendapat kualitas permainan para pemain LPI masih 'kelas kampung', jauh di bawah para bintang Indonesian Super League (ISL). Kualitas siaran langsung laga LPI juga dihujat, karena masih 'abal-abal' dan kurang sedap di mata pemirsa.

Apapun komentar yang muncul, LPI memang harus menerimanya sebagai konsekuensi dari sebuah perhelatan yang serba pertama. Komentar positif dan negatif tetap harus ditampung, sebagai bahan masukan demi perbaikan di masa depan.

Pujian yang mengalir tak perlu ditanggapi secara berlebihan oleh LPI. Mereka tetap harus menundukkan kepala dan rendah hati. Bisa menggelar enam laga dengan baik bukan berarti misi mereka telah tercapai. Tantangan yang lebih berat sudah menanti di laga-laga berikutnya.

Kualitas wasit yang bagus tentu tak bisa diukur dari beberapa laga saja. Apalagi wasit-wasit yang memimpin laga LPI, seperti Fiator Ambarita (Solo FC vs Persema) dan RA. Mas Agus (Real Mataram vs Bali Devata) adalah sosok yang sudah banyak mengecap asam garam kompetisi Liga Indonesia, jadi bukan hal mengejutkan kalau mereka bisa memimpin laga tanpa banyak cacat.

Penonton sejauh ini bisa tertib? Wajar saja. Dengan usia yang masih sangat muda, LPI tentu belum melahirkan rivalitas antarklub yang tentu akan berujung pada tingginya tensi pertandingan. Bandingkan dengan duel Persija versus Persib atau Persebaya kontra Arema yang potensi rusuhnya cukup besar, karena rivalitas di antara mereka memang telah terbangun sejak lama.

Sementara nada sumbang yang mengejek LPI juga tak perlu dirisaukan. Banyak kekurangan di musim perdana itu lumrah. Namanya juga baru mulai belajar, tentu harus dimaklumi kalau masih belum sesempurna yang diharapkan.

Malah konyol kalau kita membandingan LPI dan ISL secara apple to apple. Memaksa bayi yang baru lahir untuk berlomba dengan bocah yang sudah bisa berlari tentu menggelikan. LPI baru menggelar enam laga, sementara ISL (dan kompetisi bikinan PSSI sebelumnya) sudah merampungkan ribuan pertandingan.

Harusnya kita balik bertanya kepada orang-orang yang mencoba membandingkan LPI dan ISL. Sudah bertahun-tahun bikin kompetisi cuma gitu-gitu aja? Masih ada kungfu di lapangan? Masih ada wasit bisa diintervensi? Masih ada penonton anarkis? Masih ada hukuman yang mencla mencle? Masih ada Ketua PSSI yang bisa membatalkan keputusan Komisi Disiplin seenak perut sendiri?

Bukti paling sahih jelas tersaji dalam laga Persisam kontra Sriwijaya FC, Minggu (16/1/2011) kemarin. Okto Maniani yang notabene andalan timnas dikartumerah gara-gara menanduk wasit Oky Dwi Putra. Entah Okto yang terpancing emosi atau Oky yang tak becus memimpin laga, yang pasti itulah gambaran terkini kompetisi sepakbola tertinggi di tanah air bikinan PSSI.

LPI tetap harus fokus pada misi awalnya untuk membawa sepakbola Indonesia ke arah yang lebih baik. Kalau di tahun-tahun awal ini masih harus dilalui dengan perjuangan yang berdarah-darah itu wajar. Kompetisi tahun 2011 bisa rampung dan semua laga bisa digelar tanpa hambatan saja sudah jadi prestasi yang luar biasa.

Perbaikan demi perbaikan tentu wajib dilakukan LPI seiring berjalannya waktu. Kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi akan jadi guru terbaik menuju kompetisi profesional yang telah dijanjikan. Jangan cepat puas dan jangan gentar dengan hujatan yang datang. Tak perlu memasang target tinggi jika memang tak rasional.

Pelan-pelan saja, LPI. Publik tanah air masih sabar menanti perubahan yang kalian janjikan. 


Penulis: Meylan Fredy Ismawan

Selasa, 11 Januari 2011

Tinggalkan Arema, Njanka Merapat ke LPI?

Malang - Kabar bahwa Pierre Njanka meninggalkan Arema FC dibenarkan oleh pihak klub juara Indonesia itu. Pemain Kamerun itu saat ini dikabarkan sedang mengincar klub di Liga Primer Indonesia.

"Kita menghormati keputusan yang diambil Njanka. Itu merupakan hak dia," ujar Media Officer Arema FC Sudarmadji, Selasa (11/1/2011).

Yayasan Arema Indonesia sendiri, lanjut Sudarmadji, telah menyiapkan pemain pengganti Njanka untuk mengarungi sisa kompetisi Indonesia Super Liga (ISL). Dikatakannya, yayasan memberikan kebebasan kepada pemain untuk menentukan apakah melanjutkan diri tetap memperkuat Arema atau memilih keluar.

"Kami (yayasan,red) bebas saja. Pemain memutuskan keluar, itu hak mereka. Bagi pemain yang memutuskan tetap di Arema, kita ajak fokus menyelesaikan sisa kompetisi," bebernya.

Sudarmadji mengaku enggan berspekulasi jauh terhadap keluarnya Njanka, yang disebut-sebut akan melamar ke sebuah klub yang bermain di LPI. Sesuai alasan yang dilayangka Njanka keluar agar bisa fokus bersama keluarga di Kamerun.

"Alasan dia adalah demi keluarga, tidak ada yang lain. Kalau ada hal lain, kami tidak tahu. Karena yang bersangkutan tidak menyampaikannya," ujar mantan wartawan ini.

Njanka dipastikan sudah tidak masuk skuad "Singo Edan" untuk melakoni pertandingan melawan PSPS di lanjutan Indonesia Super League (ISL) hari Rabu (12/1) besok di Pekanbaru.
 
sumber : detiksport.com

Seleksi Timnas U-23, 29 Pemain Bersaing

Jakarta - Seleksi tahap kedua Tim Nasional U-23 dimulai hari ini hingga 15 Januari 2011 di Lapangan ABC, Senayan, Jakarta. Sebanyak 29 pemain hadir dalam seleksi tahap kedua hari pertama ini.

Berdasarkan pantauan VIVAnews.com, Selasa 11 Januari 2011, sebanyak 29 pemain timnas yang terdiri atas empat kiper dan 25 pemain itu saat ini sedang melakukan latihan fisik. Latihan diawasi ketat oleh pelatih Alfred Riedl dan asistennya, Wolfgang Pikal.

Sementara itu, seleksi tahap kedua ini sepi dari masyarakat yang menonton. Hal itu karena pintu masuk ditutup dan hanya pemain serta wartawan yang diperbolehkan masuk. Masyarakat umum hanya diperkenankan menonton di luar pagar.

Seleksi Timnas U-23 ini bertujuan untuk menjaring pemain yang akan tampil di Pra Olimpiade 2012 dan SEA Games 2011. PSSI menggelar tiga agenda seleksi. Seleksi pertama telah digelar di Lapangan Timnas Senayan, 7-9 Januari 2011.

Hasilnya, tiga pemain 'impor' telah dicoret oleh pelatih timnas U-23, Alfred Riedl. Mereka adalah James Zaidan Saragih (New York Cosmos), Andrea Bitar (FC Cannes), dan Arthur Irawan (Lythim Town).

Dalam seleksi ini, Riedl juga berencana untuk memantau para pemain keturunan. Pelatih asal Austria itu juga akan menyeleksi salah seorang pemain asal Belanda, Ruben Wuarnanaran.

Ruben merupakan pemain keturunan Indonesia yang bermain di klub FC Den Bosch. Pemain berusia 20 tahun itu sebelumnya pernah tampil pada laga amal yang digelar di Surabaya dan Malang, November 2010.

Selain Ruben, tiga pemain asal Belanda lainnya, yakni Mark van der Mareel, Oliver Rifai, dan Stefano Lilipaly juga ikut diundang. Namun ketiganya belum bisa hadir pada seleksi tahap kedua.

Senin, 10 Januari 2011

Tereliminasi, Pemain Undangan Bungkam

Jakarta - Tiga pemain yang diundang mengikuti seleksi timnas U-23, Andrea Bitar, Arthur Irawan dan James Zaidan, tampak terpukul setelah mengetahui nama mereka tereleminasi dari skuad yang dipersiapkan mengikuti pra Olimpiade 2012 dan SEA Games 2011 tersebut.

Usai mengikuti latihan hari terakhir seleksi gelombang pertama, ketiga pemain itu enggan memberikan keterangan kepada wartawan. Kondisi ini bertolak belakang dengan sebelumnya.

Pada awal seleksi dilakukan, ketiga pemain itu menyampaikan pendapatnya mengenai target mereka mengikuti seleksi. Arthur berharap dirinya masuk skuad besutan Riedl, mengingat dia sudah punya paspor Indonesia.

Sedangkan James menyatakan siapa menjadi warga negara Indonesia jika ia terpilih masuk ke dalam skuad timnas U-23. Nada serupa dikeluarkan Andrea. Setelah gagal terpilih, Andrea ingin kembali ke Prancis untuk memulihkan cederanya.

Sementara itu, asisten pelatih tim nasional Wolfgang Pikal mengungkapkan, ada beberapa alasan yang membuat jajaran pelatih mencoret nama ketiga pemain itu berdasarkan hasil seleksi gelombang pertama.

“Visi bermain mereka masih belum bagus. Tendangan dan sundulan mereka juga masih lemah. Tapi masa depan mereka masih panjang. Mereka bisa mengembangkan diri untuk menjadi pesepakbola andal,” ungkap Pikal.



sumber : goal.com

Seleksi Timnas - Tak Memuaskan, 3 Pemain Klub Asing Dicoret

Jakarta - Seleksi pemain timnas Pra Olimpiade tahap pertama sudah usai Minggu (10/1/2011) kemarin. Dari tiga pemain klub asing yang diundang, tak ada satupun yang memuaskan dan akhirnya Alfred Riedl pun mencoret mereka.

Ketiga pemain itu adalah James Zaidan Saragih (New York Cosmos FC), Andrea Bittar (FC Cannes) dan Arthur Irawan (Lytham Town). Baik James, Andre dan Arthur sudah mengikuti seleksi bersama 15 pemain lokal plus Syamsir Alam sejak Jumat (7/1) di lapangan C, Senayan.

Pada akhirnya ketiga pemain itu tersingkir dari persaingan untuk memperebutkan tempat di skuad Pra Olimpiade yang berjumlah 25 orang dan akan diumumkan 17 Januari mendatang. Alasan Riedl adalah karena mereka dinilai tak mampu memenuhi standar yang dimaui olehnya.

Pada latihan terakhir kemarin pun Riedl diberitakan sudah berbicara langsung dengan ketiga pemain itu mengenai pencoretan itu. "Alasannya ketiga pemain itu masih terlalu muda. Mereka masih punya waktu untuk berkembang," ujar asisten pelatih Wolfgang Pikal dalam sambungan telepon kepada wartawan, Senin (10/1).

"Kemampuan individu mereka pun tidak lebih baik dari pemain-pemain lokal yang ada, baik secara taktik maupun skill. Masih kurang," sambungnya.

Alhasil Riedl pun tinggal menunggu empat pemain keturunan yang bermain di klub asing seperti Stefano Lilipaly dan Mark van de Mareel (FC Utrecht), Oliver Rifai (AZ Alkmaar), dan Fahri Agri (Al Khor). Mereka akan mengikuti seleksi tahap kedua yang dilaksanakan mulai Selasa (11/1) besok hingga Kamis (12/1).

Setelah terbentuk, tim ini akan menjalani training camp Tertutup sampai pertandingan kualifikasi Olimpiade melawan Turkmenistan 23 Februari dan 9 Maret nanti.

Minggu, 09 Januari 2011

Photo - 3 "Pemain Asing" ikut seleksi Timnas U-23

Arthur Irawan - Preston North End

James Zaidan Saragih - Pemain asal AS

James Zaidan Saragih

Arthur Irawan

Andrea Bitar - FC Cannes

Wolfgang Pikal - Asisten Pelatih Timnas

Seleksi Timnas, Pemain Mulai Kena Tegur

Jakarta - Seleksi Tim Nasional Indonesia U-23 tahap pertama mulai memasuki hari kedua, Sabtu 8 Januari 2011. Sama seperti hari pertama, seleksi digelar di Lapangan ABC, Senayan, Jakarta.

Di bawah guyuran hujan, 19 pemain hadir untuk seleksi hari kedua. Masih tampak dua pemain asing, James Zaidan Saragih dan Andrea Bitar dalam rombongan pemain yang hari ini menggunakan seragam abu-abu.

Sesudah melakukan pengasahan teknik, para pemain kemudian dibagi dalam dua tim, orange dan kuning. Bertindak sebagai wasit adalah asisten pelatih Wolfgang Pikal. Sementara itu, pelatih Alfred Riedl mengawasi dari tribun penonton.

Riedl baru mulai bereaksi ketika salah satu pemainnya melakukan tackle keras pada Bitar. "No tackling, no tackling.." teriak Riedl dari pinggir lapangan.

Kembali ke pertandingan, gantian Pikal yang menegur salah satu pemainnya. Kali ini karena sang pemain melakukan aksi menggocek bola. Padahal, bola seharusnya dengan mudah bisa diumpannya ke rekan yang sudah menunggu.

"Tidak perlu skill, ini bukan sirkus. Main seperti biasa saja," tegur Pikal.

Seleksi hari ini juga disaksikan banyak pecinta sepakbola yang menyaksikan dari pinggir lapangan. Dengan menggunakan helm atau payung untuk mencegah hujan mengenai tubuh, mereka setia menonton seleksi dari pukul 08.30 hingga 10.00 WIB.

Seleksi tahap pertama ini akan berlangsung dari 7-9 Januari 2011. Seleksi kedua dan ketiga akan digelar pada 11-13 Januari dan 15-17 Januari 2011. Seleksi tahap pertama dan kedua diprioritaskan untuk Pra Olimpiade 2012. Selanjutnya seleksi terakhir untuk melengkapi skuad SEA Games 2011.

sumber : vivanews.com

Arthur Irawan - Motivasi Membela Timnas

Jakarta - Arthur Irawan kembali hadir di hari kedua seleksi pertama Tim Nasional (Timnas) U-23, Sabtu 8 Januari 2011. Sehari sebelumnya, Arthur sempat salah dikenali sebagai pemain asing yang akan dinaturalisasi.

Tapi, sebenarnya dia merupakan pemain asli Indonesia lulusan Jakarta International School. Arthur yang baru berusia 19 tahun ini masih merumput  di klub Inggris, Lytham Town. Dia juga masih dalam proses tes di klub Inggris lainnya, Preston North End.

"Motivasi saya membela Indonesia karena saya cinta bangsa ini. Kalau dipilih (masuk timnas), maka akan saya berikan yang terbaik untuk negara ini," ujar Arthur kepada wartawan selepas seleksi di Lapangan ABC, Senayan, Jakarta.

"Membela negara itu sesuatu yang sangat besar. Ikut seleksi saja saya sudah bangga," tuturnya.

Arthur menjadi pusat perhatian bersama dua pemain asing lainnya, James Zaidan Saragih dan Andrea Bitar. Arthur dan Andrea cukup mencolok karena warna kulitnya yang cerah dibanding para pemain lainnya.

Namun, Andrea jadi yang paling 'terang' dengan warna kulit bule, rambut pirang, dan mata biru. Sementara itu, James tidak tampak menonjol mengingat dia berkulit sawo matang seperti kebanyakan pemain Indonesia lainnya.

"Saya hanya ingin menang (seleksi) untuk bisa ikut SEA Games dan Pra Olimpiade," kata Arthur

sumber : vivanews.com

Seleksi Timnas Indonesia U-23

Seleksi Tim nasional (timnas) sepak bola U-23 Indonesia mulai dilakukan di lapangan C, Senayan, Jakarta, pada hari Jum'at (7/1). Pada seleksi hari pertama, hanya 19 pemain yang hadir dari total 27 pemain yang dipanggil. Dan. Empat diantaranya adalah pemain yang berasal dari klub non-Liga Indonesia.

Mereka adalah Andrea Bitar (Cannes/Prancis), James Zaidan Saragih (New York Cosmos/Amerika), Athur Itawan (Preston North End/Inggris), dan Syamsir Alam (Penarol/Uruguay).  Nah, dua nama terdepan adalah pemain keturunan yang belum memiliki paspor Indonesia dan sengaja diundang untuk mengikuti seleksi. Sedangkan Athur dan Syamsir adalah anak Indonesia yang sedang mencoba peruntungan di luar negeri.


Selain Andrea dan James, masih ada empat pemain lagi. Tiga asal Belanda, Stefano Lilipaly (FC Utrecht/Belanda), Mark Van De marReel (FC Utrecht/Belanda), dan Oliver Rifai (AZ Alkmar/ Belanda). Satu lainnya berasal dari liga Qatar dan telah memiliki paspor Indonesia,  Farri Agri (Al Khor SC). Tapi, mereka belum bisa datang pada seleksi tahap pertama ini.


Kedatangan pemain tersebut menurut wakil ketua BTN (Badan Tim Nasional) Iman tidak serta merta akan langsung direkrut. Tapi, harus melalui proses seleksi dan penilaian dari pelatih timnas Alfred Riedl.


"Jika bagus skillnya dan dianggap memiliki potensi ya ditindak lanjuti prosesnya. Jika tidak ya kita kembalikan ke klub masing-masing. Kan statusnya hanya undangan saja," terang Iman. Sementara itu, pelatih timnas Alfred Riedl memastikan bahwa seleksi yang dilakukannya murni hanya berdasarkan kepada kemampuan pemain.


Karena itu, "Kami hanya akan melihat secara objektif. Kami jamin tidak ada intervensi karena semua bergantung kepada saya dan siapa yang saya butuhkan. Saya hanya akan memilih yang terbaik dari mereka," paparnya.


Menurut pelatih asal Austria tersebut, seleksi yang dia lakukan ingin melihat kemampuan dasra pemain terlebih dahulu terutama dari sisi teknik. Karena itu, menu latihan difokuskan pada teknik umpan, tendangan, dan  kejelian pemain saat bertahan maupun menyerang.


Untuk itu, dia membaginya menjadi dua sesi. Pertama, latihan berupa teknik passing berpasangan dengan berbagai model. Kedua, dia menguji kemampuan mereka dengan memainkan game kecil dimana setiap tim diisi sembilan pemain. "Saya berusaha memantau mereka bagaimana saat melakukan serangan atau saat bertahan Saya sudah mencatatnya. Tapi, masalah penilaian belum bisa saya omongkan," terang Riedl.


Dia harus bekerja keras untuk memilih pemain karena tidak lama lagi Indonesia akan tampil pada ajang pra-Olimpiade 2012. Ya, tim Garuda akan mengawali perjalanannya dengan meladeni Turkmenistan. Laga pertama akan digelar di Indonesia pada 23 Februari, kemudian partai kedua akan dihelat pada 9 Maret 2011 di kandang lawan.








Hari ini proses seleksi pemain Timnas U-23 atau pemain berusia di bawah 23 tahun masih berlangsung. Dari pantauan SCTV Ahad (9/1), proses seleksi berlangsung di Lapangan ABC, Senayan, Jakarta sejak pukul 08.00 WIB.

Ada dua nama yang terus terlihat selama beberapa hari seleksi ini di antaranya adalah Arthur Irawan dan James Zaidan Saragih. Dari situ, pelatih Alfred Riedl terus memantau pemain yang memiliki kriteria baik di antaranya mampu berlari cepat, kerja sama tim yang bagus, dan kepribadian yang tidak memiliki masalah di luar. Nantinya para pemain yang terpilih sebanyak 25 orang akan menjadi Timnas U-23 pada 17 Januari mendatang.


Sementara itu, hingga kini, masih belum ada keterangan resmi mengenai pemain di Liga Premier Indonesia (LPI) bisa masuk ke Timnas U-23 atau tidak.