Tampilkan postingan dengan label Liga Inggris. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Liga Inggris. Tampilkan semua postingan

Rabu, 02 Februari 2011

Lampard: Albert Einstein-nya Chelsea

Siapa pemain sepakbola dengan IQ tertinggi? Frank Lampard! Konon IQ Lamps melebihi angka 150, membuatnya sebagai pemain sekaligus warga Inggris dengan IQ tertinggi. Wow!

Tingginya IQ kekasih Christine Bleakley ini diungkapkan dokter tim Chelsea, Brian English. Selain Lampard, John Terry juga memiliki IQ tinggi, namun dari seluruh punggawa The Blues, Lampard-lah yang paling moncer IQ-nya.

Lampard disebut-sebut memiliki kecerdasan melebihi Carl Vorderman, mantan pembawa acara Countdown yang terkenal dengan kemampuan matematikanya yang luar biasa.
Penduduk Inggris kabarnya memiliki rata-rata nilai IQ hanya 100. Lampard mungkin hanya kalah dari Albert Einstein yang punya IQ di atas 200.

Memang, dibutuhkan IQ tinggi untuk membuat “gol” yang tidak diakui oleh wasit, Presiden FIFA, bahkan teknologi kamera sekalipun. Hanya Lampard yang bisa melakukannya!
Awal 2011 ini, Chelsea -dan Ancelotti- butuh kejeniusan Lampard untuk mengembalikan performa The Blues yang lagi terjun bebas dari persaingan juara EPL.

Selasa, 01 Februari 2011

Kekalahan-Kekalahan Besar Dalam Sepak Bola

Banyak sekali pertandingan sepak bola yang hanya menghasilkan sedikit gol, bahkan ada juga laga di mana tak satu kali pun bola bersarang di gawang. Namun tak jarang juga terjadi pesta gol dalam satu pertandingan.
Bulan Oktober tahun lalu, hadir satu momen memalukan untuk klub papan atas Belanda, Feyenoord. Tanpa ampun mereka dilibas rivalnya di Eredivisie, PSV Eindhoven sepuluh gol tanpa balas!
Kekalahan tersebut merupakan yang terburuk dalam 102 tahun sejarah klub yang bermarkas di kota Rotterdam itu. Jawara 14 kali Liga Belanda itu pun kini terseok-seok di papan tengah klasemen.
Selain nasib buruk yang dialami Feyenoord, berikut ini adalah beberapa kekalahan-kekalahan besar yang pernah terjadi di lapangan hijau:

Arbroath 36-0 Bon Accord (1885)
Kesalahan administratif membuat klub kriket Aberdeen Orion diundang untuk bermain di Piala Skotlandia sebagai pengganti Aberdeen Orion FC, membuat Arbroath FC mampu mencatat rekor kemenangan terbesar di dunia sepak bola Inggris Raya.
Situasi tersebut terjadi karena memang banyak klub yang memainkan banyak cabang olahraga lain, tetapi gabungan para pemain kriket dari klub Orion menerima undangan tersebut dan mengadopsi nama Bon Accord untuk menandai debut sepak bola mereka.
Pemain Arbroath, John Petrie yang masih berumur 18 tahun kala itu, menghasilkan rekor 13 gol sementara laporan yang ada menunjukkan jika Bon Accord tidak satu kali pun melakukan tembakan ke arah gawang. Kiper Arboath, Jim Milne Snr bahkan sampai harus meminjam sebuah payung dari temannya di tribun penonton, sementara wasit Dave Stormont mengakui bahwa skor yang tercipta sudah cukup bagus untuk Bon Accord karena dia sudah "menghapus tujuh gol" atas dasar keputusan offside yang "sangat meragukan".
Bulan September 1987, Orion FC mampu memenuhi undangan yang sebenarnya ketika mereka lagi-lagi bersua Arbroath di putaran pertama Piala Skotlandia. Dan Arbroath masih menang dengan skor 18-0 kala itu.

Dundee Harp 35-0 Aberdeen Rovers (1885)
Ketika Arbroath mencatat kemenangan mereka atas Bon Accord dengan skor 36-0 pada 12 September 1885, Dundee Harp hampir saja menyamai rekor mereka melawan tim lain dari kota Aberdeen, di tempat lain yang berjarak kurang lebih 20 mil.
Wasit sebenarnya mencatat 37 gol ketika Harp menghancurkan Aberdeen Rovers, tetapi mantan sekretaris klub hanya mencatat 35, dan wasit - yang mengaku sudah berusaha keras untuk memantau catatan gol tersebut - akhirnya menulis 35-0 sebagai hasil resmi.

Preston 26-0 Hyde (1887)
Masih menjadi rekor dari pertandingan kompetitif di Inggris, adalah saat Preston mengalahkan Hyde - yang didirikan 2 tahun sebelumnya, 26-0 di putaran pertama Piala FA.
Kehebatan skuad Preston tidak terlepas dari peran Major William Sudell, seorang manajer pabrik kapas yang datang di klub tersebut ketika masih remaja tahun 1867 sebelum menjadi ketua klub. Dia melakukan revolusi di klub dengan memasukkan beberapa pemain dari Skotlandia.
Sudell, menjanjikan para pemain Skotlandia itu pekerjaan di pabrik miliknya disertai gaji untuk penampilan mereka. FA dengan tegas melarang hal tersebut dengan dalih profesionalisme. Tim Sudell pun didepak dari Piala FA tahun 1884 setelah menang atas Upton Park setelah klub asal kota London itu mengajukan protes bahwa Preston telah membayar para pemainnya secara legal.
Tahun 1885, kebijakan FA mengenai gaji pemain melunak, dan Sudell pun bersinar. Dengan skuad superior yang dimilikinya, Sudell mengadopsi formasi 2-3-5 dan menggunakan papan tulis untuk menjelaskan taktiknya, dan kemenangan atas Hyde tahun 1887 menggambarkan mereka sudah jauh lebih maju dibandingkan tim lain yang seangkatan.
Mereka memang kalah dari West Brom di final Piala FA Tahun itu dengan skor 3-1, tetapi mereka mengunci posisi mereka dalam sejarah di musim perdana Football League tahun 1988-1989, memenangkan liga dan piala domestik tanpa pernah kalah di mana mereka akhirnya dikenal dengan sebutan Invincibles.

Real Madrid 11-1 Barcelona (1943)
Perang sipil Spanyol telah menyulut ketegangan antara Madrid dan Barca di mana Los Azulgrana kemudian menjadi sebuah simbol Catalanism yang berdiri di seberang tim ibukota tersebut.
Perang tersebut menyebabkan pertandingan di antara kedua tim tersebut vakum tahun 1936 sampai 1939 dan, meski Barca memiliki catatan lebih baik di pertemuan awal pasca perang, Madrid mampu memenangi empat dari lima pertandingan sebelum pertandingan mereka yang terkenal di pentas piala domestik tahun 1943.
Pada laga semifinal Copa del Generalisimo - atau Copa del Rey selama pemerintahan Jenderal Francisco Franco - Barca menang 3-0 di kandangnya, stadion Les Corts pada leg pertama, diiringi siulan fans Catalonia pada pemain tim tamu.
Franco dikabarkan sangat marah akan hasil tersebut dan cerita yang berkembang menyebut, jelang leg kedua, direktur keamanan dalam negeri Spanyol telah memperingatkan para pemain Barca akan sikap patriotisme mereka yang kurang dan mengatakan bahwa mereka "bisa bermain karena kedermawanan rezim Franco". Para fans Madrid pun diberi peluit demi menurunkan semangat tim tamu mereka, dan Madrid memimpin 8-0 pada paruh pertama untuk menyudahi permainan dengan hasil 11-1 - yang masih menjadi kemenangan terbesar sepanjang sejarah klub.

Hungaria 7-1 Inggris (1954)
Melihat penampilan Ferenc Puskas yang gemuk ketika Hungaria tiba di Wembley tahun 1953, seorang pemain dari Inggris yang tidak diketahui identitasnya mengatakan sesuatu yang kemudian menjadi terkenal: "Lihat laki-laki gemuk yang mungil itu. Kita akan membantai tim ini."
Memang naif untuk mengatakan hal tersebut karena pada akhirnya, dengan reputasi Hungaria yang semakin berkembang di Eropa, mereka justru membantai Inggris dengan kemenangan 6-3 sekaligus mengakhiri reputasi tuan rumah yang tak terkalahkan selama 90 tahun ketika bermain di kandang melawan tim dari luar kepulauan Inggris.
Bulan Mei tahun berikutnya, Inggris pergi ke Budapest untuk mengembalikan martabat mereka. Di sana, mereka menderita kekalahan 7-1 , melampaui kekalahan 7-2 dari Skotlandia tahun 1878 dan masih menjadi kekalahan terburuk dalam sejarah mereka.

Manchester United 10-0 Anderlecht (1956)
Chelsea, menjuarai Liga Inggris tahun 1954-55, namun mengundurkan diri dari pertandingan Liga Champion Eropa periode pertama atas saran Alan Hardaker, sekretaris Football League. Sikapnya yang menentang kompetisi ini timbul karena sikap rasis terhadap Eropa dan juga keinginan untuk memastikan bahwa Liga Inggris masih menjadi trofi yang paling diinginkan para klub.
Ketika United memenangkan liga di tahun 1955-56, Matt Busby berniat ikut bagian pada kompetisi baru Eropa tersebut, dan menentang upaya Hardaker untuk mencegah mereka melakukannya. Skuad yang dikenal dengan nama Busby's Babes pun segera memberi kesan.
Pada 12 September 1956, United mengalahkan Anderlecht, juara Belgia, pada putaran pertama. Mereka menang 2-0 di Brussels lewat pertandingan ketat di mana kiper Ray Wood melakukan serangkaian aksi penyelamatan gemilang.
Pertandingan leg kedua diadakan di stadion Maine Road karena Old Trafford kekurangan lampu sorot. Pertandingan tersebut pun menjadi arena pembantaian dengan Dennis Viollet mencetak empat gol diikuti Tommy Taylor dengan tiga gol. Busby berencana membuat United menjadi tim terbaik dunia, tetapi mereka kalah 5-3 di laga semifinal tahun itu oleh sang juara, Real Madrid, yang kemudian mendominasi di periode awal kompetisi.

Hungaria 10-1 El Salvador (1982)
Hungaria merupakan tim pertama dan satu-satunya yang meraih kemenangan dengan dua digit di Piala Dunia ketika mereka mengalahkan El Salvador pada laga pembuka edisi 1982 di Spanyol.
El Salvador mengalami debut yang cukup sulit di tahun 1970, ketika mereka gagal mencetak gol di tiga kekalahan beruntun mereka. Pelatih Mauricio 'Pipo' Rodriguez masih memberi kesan yang positif atas kekalahan 10-1 mereka: "Saya senang sekaligus sedih. Saya senang karena kami berhasil mencetak gol pertama kami di Piala Dunia, tetapi jumlah gol dalam kekalahan kamilah yang membuat saya sedih ."

Spanyol 12-1 Malta (1983)
Kalah 2-1 dari Belanda dan menempati posisi kedua dari belakang pada kualifikasi Eropa tahun 1984 membuat Spanyol memiliki peluang kecil menuju putaran final di Prancis. Kedua tim berhadapan dengan Malta di partai terakhir, dan setelah Belanda menang 5-0 tanggal 17 Desember, Spanyol membutuhkan sebelas gol empat hari berikutnya jika ingin sampai ke final.
Tampak secercah harapan untuk Spanyol ketika mereka mencetak skor 3-1 pada paruh permainan pertama, dan secara luar biasa mereka mencetak sembilan gol lagi di sisa pertandingan.
Kiper Malta John Bonello menjadi figur yang terkenal di Spanyol dan di tahun 2006, dia menjadi bagian dari iklan bir Amstel di negara tersebut, dengan label el amigo perfecto, dan meski banyak dicerca di Malta, Bonello justru merasa 'tersanjung' karenanya.
"Bagaimanapun juga kekalahan 12-1 adalah fakta, tapi itu hanya pembuka menuju iklan tersebut," ucapnya kepada jurnalis Malta Today. "Kalian menilainya salah. Mereka memilih saya karena saya adalah atlet, bukan karena hasil dari pertandingan tersebut. Saya terpilih dari ribuan kandidat. Siapapun yang menganggap iklan itu sebagai penghinaan, justru berpikiran bodoh."

Manchester United 9-0 Ipswich (1995)
Meski tanpa pemain kunci Eric Cantona yang absen karena skors untuk waktu yang lama, United membukukan kemenangan terbesar mereka di Liga Premier ketika mereka membantai Tractor Boys di Old Trafford dengan lima gol dicetak Andy Cole dan dua lagi oleh Mark Hughes. Walau demikian Blackburn masih memimpin klasemen sementara, dan striker Alan Shearer tak peduli dengan performa United. "Tidak ada laga yang mudah di Liga Premier," terangnya, "kecuali jika Anda melawan Ipswich di kandang."
United menyelesaikan musim itu dengan terpaut satu poin di belakang Blackburn sedangkan Ipswich menempati posisi bawah dengan kebobolan 93 gol.

Australia 31-0 American Samoa (2001)
Kemenangan tunggal American Samoa hingga saat ini terjadi ketika melawan Wallis and Futuna tahun 1983, dan mereka kalah 13-0 serta 9-0 masing-masing melawan Fiji dan Samoa di kualifikasi Piala Dunia 2002 sebelum melawat ke kandang Australia.
"Takut bukan kata-kata yang tepat," terang pelatih American Samoa, Tunoa Lui sebelum perjalanan. "Kami akan meminta pertolongan dari atas. Kami meminta Tuhan untuk memperkecil skor."
The Socceroos, yang baru saja menang 22-0 atas Tonga, membutuhkan waktu sepuluh menit untuk membuka pundi gol mereka kala itu, namun mereka sudah menyarangkan empat gol di menit 14. Archie Thompson menyelesaikan pertandingan tersebut dengan melesakkan 13 gol, dan kebingungan pun mencuat akan jumlah gol yang tercipta dan FIFA pun sampai harus menunggu laporan wasit sebelum membenarkan hasil pertandingan.
Membukukan 53 gol tanpa kebobolan di dua pertandingan pembuka kualifikasi grup Oceania, boss Australia Frank Farina tidak terkesan dengan standar lawan mereka dan Australia pun memilih untuk hijrah ke Federasi Sepak Bola Asia di awal tahun 2006.

AS Adema 149-0 Stade Olympique de L'Emyrne (2002)
Asosiasi sepak bola Madagaskar memutuskan untuk melarang beberapa pemain SO l'Emyrne dan pelatihnya, setelah mereka memutuskan untuk memprotes keputusan wasit yang membuat mereka kehilangan gelar juara dengan cara menembakkan bola ke gawang mereka sendiri.
Juara bertahan SO l'Emyrne ditahan imbang 2-2 oleh Domoina Soavina Atsimondrano oleh keputusan penalti yang kontroversial di menit akhir dalam turnamen bersistem round-robin untuk menentukan gelar juara liga.
Hasilnya, mereka memilih untuk menggunakan pertandingan terakhir mereka melawan sang juara yang baru, Adema, untuk menjelaskan posisi mereka. Para pemain Adema tidak mencetak gol-gol tersebut. Mereka hanya berdiri terpana, melihat sang lawan mencetak sejarah kekalahan kompetitif terbesar sepanjang sejarah dunia sepak bola.

Senin, 17 Januari 2011

1 Maret Bakal Krusial untuk MU

Manchester - Setelah melewati satu laga lagi tanpa kalah, Manchester United langsung menatap laga-laga selanjutnya. Satu laga yang bakal dihelat pada 1 Maret menjadi perhatian utama Sir Alex Ferguson.

Tidak sulit ditebak siapa lawan yang akan dihadapi 'Setan Merah' saat itu, yang tak lain adalah Chelsea. Laga antara keduanya yang seharusnya dihelat Desember silam ditunda karena kondisi cuaca yang tak memungkinkan.

MU punya satu laga tunda lainnya, yang juga batal digelar Desember silam karena masalah cuaca, yakni menghadapi Blackpool. Tapi The Tangerines bakal dihadapi Wayne Rooney dkk. lebih awal, yakni pada 25 Januari mendatang.

Kendati laga melawan Chelsea disebut lebih krusial, Sir Alex enggan menepikan Blackpool, yang disebutnya juga tengah menanjak.

"Kami masih harus pergi ke kandang Chelsea pada 1 Maret dan itu akan menjadi pertandingan penting. Kami juga masih harus bertandang ke Blackpool yang kini juga tengah tampil baik," ujarnya di ESPN Star.

"Ini akan menjadi rentetan laga yang menarik. Perjalanan yang menegangkan menuju akhir musim karena lima klub teratas tengah berada dalam penampilan terbaiknya," lanjut manajer asal Skotlandia itu.

Makin menarik karena empat hari berselang setelah menghadapi Chelsea, yakni pada 5 Maret, MU akan bertandang ke Anfield untuk berhadapan dengan Liverpool. 

sumber : beritabola.com

Selasa, 11 Januari 2011

Spurs Spesial Buat Beckham

Beckham menggunakan tracksuit Spurs
Jakarta - David Beckham pernah menyebut kalau dia tak akan bermain di Inggris selain untuk Manchester United. Kalau dia kini memperkuat Tottenham Hotspur, itu karena hubungan mendalam yang dia punya dengan The Lilywhites.

Spurs hingga kini masih belum resmi meminjam Beckham dari LA Galaxy. Durasi kontrak dan dan jumlah uang yang terlibat dalam negosiasi tersebut, terkait aset pasar sang gelandang yang sangat potensial, menjadi penghalang pembicaraan kedua klub.

Di samping alasan teknis demi menjaga kebugaran selama musim MLS jeda, Beckham punya pertimbangan khusus saat dia memutuskan menerima ajakan Spurs. Itu semua berkait dengan mediang kakeknya, Joseph West, yang tutup usia pada Desember 2009 lalu.

Joseph bisa dibilang orang yang paling berjasa dalam perjalanan karir Beckham. Dia yang memberi Beckham kecil uang sehingga bisa ikut sekolah sepakbola Bobby Charlton, di mana bakat Beckham kemudian dilihat Manchester United.

Bukan itu saja, Joseph juga menjadi pembimbing Beckham saat dia mulai menjalani karir sebagai pemain sepakbola. "Dia memanggil saya setiap habis pertandingan, setiap habis latihan dan setiap momen besar sepanjang karir saya," sahut Beckham tak lama setelah kematian kakeknya itu.

Meski memasukkan Beckham ke sekolah sepakbola Bobby Charlton, Joseph adalah fans setia Tottenham Hotspur. Sejak masih muda dia adalah pemegang tiket tahunan klub berjuluk The Liliwhites tersebut, dan sering mengajak Beckham menyaksikan pertadingan di White Hart Lane.

Saat Joseph tutup usia, Spurs pun memberikan pelayanan khusus terhadap keluarga Beckham dalam melakukan seremoni pemakaman. Dikutip dari Independent, klub kota London tersebut sempat menutup White Hart Lane selama beberapa jam saat mereka meminjamkan stadion tersebut untuk upacara persemayaman Joseph. Karena berada di dalam area stadion, keluarga Beckham bisa dengan tenang melakukan persemayaman terhadap, jauh dari jangkauan media dan paparazi.

Bukan itu saja, saat keluarga Beckham menganggap White Hart Lane sebagai tempat peristirahatan terakhir Josep, pihak klub ternyata tak keberatan dengan hal tersebut. Maka abu jenazah Joseph pun kemudian disebar di lapangan stadion berkapasitas sekitar 36.000 tempat duduk tersebut.

Berdasarkan aturan klub, sesungguhnya menyebar abu jenazah kremasi di atas lapangan adalah sesuatu yang dilarang. Penyebaran abu jenazah dikhawatirkan akan berpotensi memicu reaksi dengan pestisida, selain karena rumput lapangan kerap diganti-ganti. Namun keluarga Beckham diyakini mengajukan permintaan khusus hingga akhirnya abu Joseph bisa disebar di White Hart Lane.

"David bilang kalau stadion ini mengembalikan banyak kenangan indah dari masa kecilnya. Dia bergurau kalau seakan-akan White Hart Lane masih punya bau yang sama," sahut seorang staff stadion mengisahkan kunjungan Beckham beberapa waktu lalu.

Senin, 10 Januari 2011

Hot Update Transfer Window LIGA INGGRIS Januari 2011

Tanggal Nama Pemain Negara Ke Dari Jenis
07/01/11
Striker
Manchester City VfL Wolfsburg Kepemilikan Penuh
07/01/11
Gelandang
Fulham Aston Villa Kepemilikan Penuh
06/01/11
Striker
Sampdoria Manchester United Pinjaman
06/01/11
Bek
Aston Villa Tottenham Pinjaman
01/01/11
Bek
Leicester Manchester City Pinjaman
31/12/10
Kiper
Hull City Aston Villa Pinjaman
31/12/10
Bek
Wigan Athletic Deportivo La Coruña Bebas Transfer
30/12/10
Bek
Mönchengladbach Arsenal Kepemilikan Penuh
29/12/10
Gelandang
Stoke City Real Zaragoza Kepemilikan Penuh
13/12/10
Striker
Manchester City Barcelona Bebas Transfer
08/12/10
Kiper
Atromitos Liverpool Bebas Transfer

Minggu, 09 Januari 2011

London - Theo Walcott mengaku sempat melakukan diving saat Arsenal diimbangi Leeds United dalam laga babak ketiga Piala FA. Atas aksinya tersebut, Walcott meminta maaf.

Dalam laga di Emirates Stadium, Sabtu (8/1/2011), Arsenal dalam kondisi tertekan setelah Leeds lebih dulu memimpin lewat gol penalti Robert Snodgrass. Berbagai upaya untuk mengejar defisit gol pun dilakukan Arsene Wenger, termasuk memasukkan Theo Walcott di menit ke-68.

Masuknya Walcott memang membuat serangan The Gunners lebih menggigit, tapi belum berujung terciptanya gol. Mungkin merasa frustrasi, Walcott pun melakukan aksi yang kurang fair.

Pemain berusia 21 tahun tersebut terjatuh saat ditekan Paul Connolly di kotak penalti Leeds. Meski wasit Phil Dowd tampak akan memberikan penalti buat Arsenal, dia akhirnya berubah pikiran setelah berkonsultasi dengan asistennya.

"Saya ingin meminta maaf kepada manajer karena saya sebenarnya diving. Saya mencoba untuk mendapatkan penalti," aku Walcott, seperti dikutip Soccernet.

"Saya berkata kepada salah satu pemain mereka, 'Apakah kamu telah melakukannya?' Dan ia berkata mungkin. Saya bukan jenis pemain yang suka melakukannya, tapi saya melakukannya dan meminta maaf. Ini adalah sesuatu yang tak ingin saya lihat dalam permainan saya," sambungnya.

"Saya tak senang dengan diri saya karena telah melakukan hal tersebut, tapi saya senang kami meraih hasil imbang," tandasnya.

Arsenal akhirnya benar-benar mendapatkan penalti beberapa saat kemudian setelah Walcott ditarik Ben Parker. Cesc Fabregas yang jadi algojo berhasil menjalankan tugasnya dengan baik sekaligus memaksakan hasil imbang 1-1.

sumber : beritabola.com

Dalglish Mau Pelan-pelan Saja

Liverpool - Kenny Dalglish tahu ekspetasi sebagian fans begitu besar padanya untuk membawa Liverpool kembali tampil pada performa terbaiknya. Namun Dalglish mengingatkan semua itu butuh proses dan The Reds takkan jadi hebat lagi dalam semalam.

Setelah rehat satu dekade lamanya, terakhir melatih Glasgow Celtic pada 2000, Dalglish akhirnya turun gunung dan kembali melatih klub dimana ia selalu dipuja dan mendapat tempat tertinggi di hatinya, Liverpool. Sebelumnya Dalglish berposisi sebagai Ambassador klub dan saat pemilik klub mengumumkan dirinya akan jadi caretaker, Dalglish beserta istri sedang berlibur di Dubai.

Ia akan bertugas hingga akhir musim ini menggantikan Roy Hodgson yang dipecat menyusul hasil buruk yang dituai Liverpool sepanjang musim ini. Reaksi gembira ditunjukkan Liverpudlian menyambut kedatangan kembali 'Sang Raja'.

"Jelas ini adalah kehormatan besar bagiku untuk kembali menangani klub yang sangat berarti bagi banyak orang. Saya beruntung bisa kembali lagi. Walaupun cuma sampai akhir musim, tak ada bedanya karena klub ini begitu spesial bagi saya," urai Dalglish dalam wawancara pertamanya seperti dilansir situs resmi klub.

"Saya akan berbuat sebaik yang saya bisa dan membantu klub namun semua orang harus berjalan di jalur yang sama. Tidak ada alasan untuk tidak bisa menjadi satu unit yang utuh. Jika kita bekerja sendiri-sendiri, maka kita tak akan mendapatkan apa-apa," sambungnya.

Boleh jadi duduknya Dalglish di bench sebagai pelatih sudah seperti yang diharapkan dan ke depannya Liverpool akan menemukan kembali formnya, serta kelasnya sebagai sebuah klub besar Inggris.

Namun Dalglish mewanti-wanti jika pekerjaannya kali ini tidaklah mudah dan setidaknya butuh proses dulu sebelum membuahkan hasil. Maka ia meminta kepada fans untuk tidak berharap terlalu besar dulu kepada dirinya dan juga tim.

"Jangan konyol dan berpikir musim akan berubah secepat yang kita inginkan dan tak terkalahkan dari sekarang hingga akhir musim. Kami sangat bisa untuk melakukan itu namun mari kita harus realistis. Ini tidak akan terjadi hanya dalam semalam," pinta pria asal Skotlandia itu.

"Saya tahu setiap orang baru datang pasti akan memberi harapan pada semua orang. Well, jika para pemain mendapat sedikit harapan, setidaknya jangan cuma di satu laga. Kami sebagai skuad dengan para pemain dan sebagai manajemen harus juga membuat fans menjadi senang," harap Dalglish yang merumput di Anfield kurun waktu 1978-1990.

"Saya yakin pendukung kami akan meresponnya jika kami bermain dan mereka akan melihat para pemain kami bangga bermain dan tampil sebaik mungkin untuk Liverpool," tuntas pengoleksi 169 gol dari 501 penampilannya bersama 'Si Merah' itu.





sumber : beritabola.com

Hodgson Pergi dari Anfield dengan Kebanggaan

Liverpool - Usai sudah rezim singkat Roy Hodgson di Liverpool. Meski cuma enam bulan berada di Anfield, tak ada penyesalan melainkan kebanggaan baginya pernah melatih di klub seperti The Reds.

Sabtu (8/1/2011) sore WIB jadi yang terakhir kalinya Hodgson ada di Liverpool. Pemilik Liverpool John W Henry memutuskan memberhentikan Hodgson yang kontraknya sejatinya baru berakhir dua tahun lagi. Steven Gerrard cs kini ditangani legenda klub Kenny Daglish hingga akhir musim.

Performa buruk Liverpool di Liga Inggris menjadi penyebab utama terdepaknya Hodgson dari kursi kepelatihan. Liverpool kini berada di posisi 12 klasemen dengan hanya unggul empat poin dari zona degradasi. Mereka baru tujuh kali menang dan sudah menelan empat hasil imbang serta sembilan kekalahan.

Jelas dengan fakta ini Hodgson pun jadi sasaran kritikan dari sebagian besar fans Liverpool yang merasa sosok pria Inggris 63 tahun itu tidak cocok melatih The Anfield Gank. Hal yang membuat Hodgson sempat terlibat friksi kecil dengan para fans terkait ucapannya usai Liverpool kalah 0-1 dari Wolverhampton.

Namun ketika masanya selesai di Liverpool, tak ada rasa dendam atau penyesalan yang ditunjukkan Hodgson. Malah eks pelatih Fulham itu merasa mendapat pengalaman berharga selama enam bulan menangani Liverpool.

"Menjadi manajer Liverpool FC adalah kehormatan yang luar biasa. Manajer manapun akan sangat bangga bisa melatih klub dengan sejarah hebat, tradisi dalam klub ini dan sekumpulan fans yang luar biasa. Liverpool adalah salah satu klub sepakbola terhebat di dunia," aku Hodgson seperti dilansir situs resmi klub.

"Dan aku mendapatkannya walaupun dalam beberapa bulan terakhir adalah saat-saat yang paling menantang dalam karir saya. Saya sedih tidak mampu memberikan yang terbaik untuk skuad, mendapat waktu untuk membangun skuad dengan pemain-pemain baru di bursa transfer ini dan ambil bagian dalam membangun kembali Liverpool," sambungnya.

"Klub mempunyai beberapa pemain hebat dan berkelas dunia, di mana saya sangat senang bekerja dengan mereka dan saya doakan yang terbaik untuk klub ini hingga akhir musim. Saya berterima kasih kepada mereka karena telah membangun kerjasama yang bagus dengan segala loyalitas dan dukungan mereka selama ini," tandas Hodgson.

"Terakhir tentunya untuk fans Liverpool, semangat dan dedikasi anda kepada klub akan membuat kalian semua melihat Liverpool berada di level topnya lagi," tuntas Hodgson.

Goodbye, Roy.


Sumber : beritabola.com