Tampilkan postingan dengan label Liverpool. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Liverpool. Tampilkan semua postingan

Senin, 17 Januari 2011

Kala Raja Kembali ke Istananya

Liverpool - Tak usah ditanya lagi kepada para Liverpudlian seperti apa sosok Kenny Dalglish di mata mereka. Yang jelas kapanpun 'Si Raja' pergi, ia akan selalu disambut dengan tangan terbuka ketika kembali ke istananya, Anfield.

Dalglish sempat meninggalkan Liverpool pada tahun 1991. Saat itu Liverpool usai bermain imbang 4-4 dengan Everton dan laga itu digelar di Anfield. Alasan Dalglish mundur dari posisinya sebagai manajer adalah karena kesehatannya tidak lagi mampu mendukung kinerjanya di lapangan.

Bertahun-tahun lamanya ia mungkin hanya melihat Liverpool dari layar kaca atau datang ke stadion. Pada 2009 dia kembali ke klub itu dengan status pengurus akademi muda Liverpool serta ambassador mereka.

Setahun berselang Dalglish akhirnya benar-benar kembali ke bench The Reds dengan status sebagai manajer -meski hanya sementara hingga akhir musim-. Namun adanya sosok pria asal Skotlandia itu menumbuhkan semangat baru di saat juara 18 kali Liga Inggris itu tengah terpuruk pasca dilatih Roy Hodgson.

Namun Dalglish bukanlah pesulap, yang mampu merubah tim menjadi hebat dalam waktu semalam. Nyatanya tiga pertandingan di bawah Daglish, 'Si Merah' hanya mampu meraih satu hasil imbang dan dua kekalahan.

Bahkan semalam saat melakoni Derby Merseyside, Liverpool nyaris kalah sebelum penalti Dirk kuyt sukses menyamakan kedudukan jadi 2-2. Jadilah "debut" kandang Dalglish setelah hampir dua dekade pergi tak berakhir dengan manis.

Tapi yang namanya legenda hidup tetaplah bakal jadi legenda selamanya. Itulah mengapa Dalglish begitu merasa tersanjung dengan sambutan para Liverpudlian di stadion malam tadi.

"Sangat emosional sekali bagiku kembali di bench dan respon yang kudapat dari penonton sangatlah baik," aku Dalglish seperti dilansir The Sun.

"Hubungan keluarga Dalglish dan Liverpool selalu sangat baik dan takkan pernah berubah. Tapi yang terpenting, adalah cara bagaimana mereka menyatu dengan para pemain yang di lapangan dan memulai laga dengan sangat baik," sambungnya.

"Mereka mendapat dukungan dari fans di belakang mereka dan itu sangat penting sekali jika semua orang melakukan apapun yang mereka bisa untuk klub ini -apakah itu untuk mendukung para pemain atau hal yang lain," tandas pengoleksi 501 caps dan 169 gol.

"Ini sangat menolong jika kita semua bersatu seperti ini. Aku pikir hari ini (kemarin) menunjukkan bahwa mereka sangat peduli pada klub ini. Jadi aku harap cepat atau lambat keadaan klub ini bisa lebih baik," tuntas Dalglish.

sumber : detiksport.com

Minggu, 09 Januari 2011

Dalglish Mau Pelan-pelan Saja

Liverpool - Kenny Dalglish tahu ekspetasi sebagian fans begitu besar padanya untuk membawa Liverpool kembali tampil pada performa terbaiknya. Namun Dalglish mengingatkan semua itu butuh proses dan The Reds takkan jadi hebat lagi dalam semalam.

Setelah rehat satu dekade lamanya, terakhir melatih Glasgow Celtic pada 2000, Dalglish akhirnya turun gunung dan kembali melatih klub dimana ia selalu dipuja dan mendapat tempat tertinggi di hatinya, Liverpool. Sebelumnya Dalglish berposisi sebagai Ambassador klub dan saat pemilik klub mengumumkan dirinya akan jadi caretaker, Dalglish beserta istri sedang berlibur di Dubai.

Ia akan bertugas hingga akhir musim ini menggantikan Roy Hodgson yang dipecat menyusul hasil buruk yang dituai Liverpool sepanjang musim ini. Reaksi gembira ditunjukkan Liverpudlian menyambut kedatangan kembali 'Sang Raja'.

"Jelas ini adalah kehormatan besar bagiku untuk kembali menangani klub yang sangat berarti bagi banyak orang. Saya beruntung bisa kembali lagi. Walaupun cuma sampai akhir musim, tak ada bedanya karena klub ini begitu spesial bagi saya," urai Dalglish dalam wawancara pertamanya seperti dilansir situs resmi klub.

"Saya akan berbuat sebaik yang saya bisa dan membantu klub namun semua orang harus berjalan di jalur yang sama. Tidak ada alasan untuk tidak bisa menjadi satu unit yang utuh. Jika kita bekerja sendiri-sendiri, maka kita tak akan mendapatkan apa-apa," sambungnya.

Boleh jadi duduknya Dalglish di bench sebagai pelatih sudah seperti yang diharapkan dan ke depannya Liverpool akan menemukan kembali formnya, serta kelasnya sebagai sebuah klub besar Inggris.

Namun Dalglish mewanti-wanti jika pekerjaannya kali ini tidaklah mudah dan setidaknya butuh proses dulu sebelum membuahkan hasil. Maka ia meminta kepada fans untuk tidak berharap terlalu besar dulu kepada dirinya dan juga tim.

"Jangan konyol dan berpikir musim akan berubah secepat yang kita inginkan dan tak terkalahkan dari sekarang hingga akhir musim. Kami sangat bisa untuk melakukan itu namun mari kita harus realistis. Ini tidak akan terjadi hanya dalam semalam," pinta pria asal Skotlandia itu.

"Saya tahu setiap orang baru datang pasti akan memberi harapan pada semua orang. Well, jika para pemain mendapat sedikit harapan, setidaknya jangan cuma di satu laga. Kami sebagai skuad dengan para pemain dan sebagai manajemen harus juga membuat fans menjadi senang," harap Dalglish yang merumput di Anfield kurun waktu 1978-1990.

"Saya yakin pendukung kami akan meresponnya jika kami bermain dan mereka akan melihat para pemain kami bangga bermain dan tampil sebaik mungkin untuk Liverpool," tuntas pengoleksi 169 gol dari 501 penampilannya bersama 'Si Merah' itu.





sumber : beritabola.com

Hodgson Pergi dari Anfield dengan Kebanggaan

Liverpool - Usai sudah rezim singkat Roy Hodgson di Liverpool. Meski cuma enam bulan berada di Anfield, tak ada penyesalan melainkan kebanggaan baginya pernah melatih di klub seperti The Reds.

Sabtu (8/1/2011) sore WIB jadi yang terakhir kalinya Hodgson ada di Liverpool. Pemilik Liverpool John W Henry memutuskan memberhentikan Hodgson yang kontraknya sejatinya baru berakhir dua tahun lagi. Steven Gerrard cs kini ditangani legenda klub Kenny Daglish hingga akhir musim.

Performa buruk Liverpool di Liga Inggris menjadi penyebab utama terdepaknya Hodgson dari kursi kepelatihan. Liverpool kini berada di posisi 12 klasemen dengan hanya unggul empat poin dari zona degradasi. Mereka baru tujuh kali menang dan sudah menelan empat hasil imbang serta sembilan kekalahan.

Jelas dengan fakta ini Hodgson pun jadi sasaran kritikan dari sebagian besar fans Liverpool yang merasa sosok pria Inggris 63 tahun itu tidak cocok melatih The Anfield Gank. Hal yang membuat Hodgson sempat terlibat friksi kecil dengan para fans terkait ucapannya usai Liverpool kalah 0-1 dari Wolverhampton.

Namun ketika masanya selesai di Liverpool, tak ada rasa dendam atau penyesalan yang ditunjukkan Hodgson. Malah eks pelatih Fulham itu merasa mendapat pengalaman berharga selama enam bulan menangani Liverpool.

"Menjadi manajer Liverpool FC adalah kehormatan yang luar biasa. Manajer manapun akan sangat bangga bisa melatih klub dengan sejarah hebat, tradisi dalam klub ini dan sekumpulan fans yang luar biasa. Liverpool adalah salah satu klub sepakbola terhebat di dunia," aku Hodgson seperti dilansir situs resmi klub.

"Dan aku mendapatkannya walaupun dalam beberapa bulan terakhir adalah saat-saat yang paling menantang dalam karir saya. Saya sedih tidak mampu memberikan yang terbaik untuk skuad, mendapat waktu untuk membangun skuad dengan pemain-pemain baru di bursa transfer ini dan ambil bagian dalam membangun kembali Liverpool," sambungnya.

"Klub mempunyai beberapa pemain hebat dan berkelas dunia, di mana saya sangat senang bekerja dengan mereka dan saya doakan yang terbaik untuk klub ini hingga akhir musim. Saya berterima kasih kepada mereka karena telah membangun kerjasama yang bagus dengan segala loyalitas dan dukungan mereka selama ini," tandas Hodgson.

"Terakhir tentunya untuk fans Liverpool, semangat dan dedikasi anda kepada klub akan membuat kalian semua melihat Liverpool berada di level topnya lagi," tuntas Hodgson.

Goodbye, Roy.


Sumber : beritabola.com