Mungkin sebagian dari anda pernah mendengar istilah Butterfly Effect? Kepakan sayap sejumlah kupu-kupu di pedalaman Brasil dapat menyebabkan tornado ganas di kota Texas. Teori ini pada intinya mengatakan bahwa kesalahan sekecil apapun dapat menyebabkan bencana / perubahan sejarah di kemudian hari yang akan berbuntut panjang.
Tak terkecuali dalam sepakbola. Keputusan, kesalahan dan keberuntungan yang dibuat atau didapat di pentas tertinggi akan berpotensi untuk menciptakan sejarah baru. Apa yang akan terjadi bila Zidane tidak menyundul Materazzi pada saat final Piala Dunia 2006? Atau bola penalti sepakan Asamoah Gyan tidak membentur tiang pada menit 120 pertandingan perempat final Piala Dunia 2010? Bisa jadi Prancis akan menjadi juara untuk kedua kalinya dan Ghana menjadi tim Afrika pertama yang lolos ke semifinal di pentas Piala Dunia.
Kemudian tahukah anda Alex Ferguson pernah nyaris dipecat dari kursi pelatih Manchester United setelah empat tahun melatih tanpa gelar dan nyaris membawa tim Setan Merah degradasi? Apa jadinya bila pertandingan terakhirnya melawan Nottingham Forest di musim tersebut diwarnai kekalahan? Anda sekalian kemungkinan besar tak akan melihat dinasti kejayaan United di bawah asuhan Sir Alex Ferguson yang melahirkan bintang-bintang seperti David Beckham, Paul Scholes, Ryan Giggs, atau bahkan Cristiano Ronaldo.
So, dengan adanya butterfly effect ini marilah kita mencermati bahwa menang-kalah, gagal-berhasil dalam pentas sepakbola, terutama di level tertinggi maupun level menengah ke bawah , memiliki beda setipis kertas. Kesalahan atau keberuntungan sekecil apapun memegang kunci mengubah euforia sejarah dan cerita. Karena sepakbola bukan sekedar olahraga, bukan sekedar permainan, inilah pertunjukan penuh drama amarah, senyum dan air mata, yang menggugah bagi mereka yang benar-benar menyaksikannya dan merasakannya.
Every moment, every decision, every mistake, you’re playing for the future.. don’t mess it up!
_rheyzaurus as Sefaruad7_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar